Cast(s) : Park Aerin (Saharu Rei), Choi Yeonrin (U-know-DeE), Shim Heeyeon(VLim_is_junsu_saranG), Kim Jaejoong, Jung Yunho, Kim Junsu.
Author : U-know-DeE and VLim_is_junsu_saranG
10 tahun yang lalu...
Hari itu.. dia muncul dihadapannya. Dengan senyumannya yang manis ia melangkah memasuki kelas. Nafasnya tercekat dan jantungnya berdetak cepat. Sepertinya Tuhan mendengarkan doanya kemarin malam. Ia benar-benar memunculkan sosok idolanya dalam anak perempuan itu. Rambut hitam berponi-nya itu, matanya yang bulat. Entahlah.. sekarang segala sesuatu di sekitarnya bagai tak berwarna. Segalanya bagai berhenti bergerak. Hanya dia dan anak perempuan diruang kelas ini.
Dan sekarang hanya suara langkah kaki anak itu dan suara nafasnya yang terdengar ketika anak perempuan semakin mendekat kearahnya. Semakin dekat.. dan dekat.. dan kini anak perempuan itu duduk bersebelahan dengan mejanya. Mungkin sekarang wajahnya terlihat seperti orang bodoh. Tapi, matanya dan perhatiannya tak lepas dari anak perempuan itu.
“Jaejoong-ah.. ayo main bola!”
Suara Junsu membuyarkan suasana indah itu. Dia dan anak perempuan itu kembali dalam dunia nyata. Dunia dalam kelas mereka.
“Jaejoong-ah.. kau mau ikut main tidak? Ayo cepat!”
Junsu kembali memanggilnya. Dia melihat Junsu sekilas.”Ya, aku.. mau.” Jawabnya. Lalu pandangannya cepat-cepat kembali pada anak perempuan itu. Ada suatu perasaan aneh dalam dirinya. Anak perempuan ini membuatnya merasa.. bahagia. Ia meletakkan tasnya dimeja dan pandangannya menyapu seluruh ruangan kelas ini. Dan saat mata mereka bertemu, sebuah senyum terukir diwajahnya. Saat itulah dia menyadarinya..
Dia menyadari bahwa dia.. Menyukainya—anak perempuan itu
***
10 September
Aerin membuka sebuah amplop berisi secarik kertas kemudian membacanya.
QUOTE |
The red rose whispers of passion, And the white rose breathes of love; O the red rose is a falcon, And the white rose is a dove. But I send you a pure-white lily With a flush on its petal tips; For the love that is purest and sweetest Has a kiss of desire on the lips. |
Setelah membaca isi surat itu, Aerin mengambil setangkai bunga lili yang diletakkan dimejanya. Ia mengamati lili itu sambil bertanya-tanya siapa gerangan yang mengiriminya bunga beserta puisi itu.
“Darimana ia tahu kalau aku suka bunga lili?” Tanya Aerin dalam hati.
***
1 Oktober
Pagi ini Aerin terlambat masuk ke kelasnya. Karena masih terbawa suasana liburan, ia bangun kesiangan. Dengan tergesa-gesa, ia mencari tempat ia dan dua sahabatnya biasa duduk, lalu menduduki kursinya.
“Yeonrin-ah, sudah mulai daritadi ya?” Tanya Aerin cemas.
“Hmm, tidak juga kok, baru saja.” Jawab Yeonrin.
Aerin segera mengeluarkan buku catatan dan diktatnya. Namun Ia kemudian memasukkan diktatnya ke lacinya.
“Apa ini?” Pikir Aerin. Ia menemukan sepucuk surat di laci mejanya. Tanpa ragu lagi Aerin langsung membuka amplop itu. Ia membaca isinya.
QUOTE |
I’m missing you I cry for you across the miles I think of your face and all of your smiles. I wake up and reach for you in the lonely night. I wish you could hold me how you do so tight. I dream of your face and your beautiful hair and how you make me melt with your gorgeous stare. I know it'll be OK, I'll see you soon I can't wait to be in your arms again, beneath the moon I know you love me more than any man could I know you know I need you more than a girl ever should. So when you cry for me the way I cry for you Just remember it'll be OK because our love is so true. Know I'm yours forever, until the end. and that I pray for the love I know you can send. Please wait for me, please stay true Because you're all I need, and I'm waiting for you. Love me, with all your heart Hold on to me, don't ever let us part I know when day when the law allows, you'll be right beside me, we'll say our vows So don't give up, we'll meet again and we'll be happier than we've ever been. |
Aerin lagi-lagi dibuat bingung oleh pengirim surat yang tak diketahuinya itu. Tapi entah mengapa, dadanya selalu berdegup kencang saat membaca isi surat yang ditulis oleh ‘pengagum rahasia’nya itu.
Sedetik kemudian Aerin meneliti kedalam lacinya. Ternyata memang benar dugaannya, ia menemukan setangkai lili putih yang diletakkan bersama dengan surat itu.
“Aish!” Gerutu Aerin. Kesal karena rasa penasarannya.
“Ya, Park Ae Rin-sshi! Ada apa? Kau tidak suka dengan mata kuliahku?” pandangan mata Lee-sonsaengnim langsung tertuju pada Aerin.
“A-ani, Sonsaengnim, saya kesal karena saya lupa membawa diktat saya.” Aerin terpaksa berbohong untuk menghindari amukan dosennya yang terkenal galak ini.
***
Jam makan siang telah tiba, Aerin, Yeonrin, Heeyeon, dan Jaejoong selalu berkumpul untuk makan siang bersama di kantin kampus mereka. Mereka berempat adalah teman dekat sejak SMA. Namun saat masuk kuliah, hanya Jaejoong yang berbeda jurusan.
“Aish, hampir saja aku ketahuan Lee-Sonsaengnim tadi.” Ujar Aerin sambil mengunyah kentang gorengnya.
“Memang kenapa?” Tanya Jaejoong.
“Hmm, lagi-lagi aku menemukan surat dan bunga di laci meja tempat aku biasa duduk. Setelah itu aku menggerutu dan Lee-Sonsaengnim mendengarku. Ia pikir aku tidak suka dengan mata kuliahnya. Walaupun memang iya sih, haha..” jelas Aerin. “Dan yang paling aneh, orang ini selalu mengirimiku surat setiap tanggal sepuluh setiap bulan sejak awal tahun ini. Namun kali ini, ia mengirimiku surat tepat pada tanggal satu. Juga baru bulan kemarin ia menyertakan bunga lili putih bersama dengan surat ini. Aku heran, darimana ia tahu kalau aku suka bunga lili?”
“Oh. Cuma itu?” Jaejoong hanya bereaksi demikian setelah mendengar cerita Aerin.
“Ne. Dan kau hanya bilang Cuma itu?” balas Aerin.
“Memangnya kau mengharapkan jawaban apa dariku?” Tanya Jaejoong lagi.
Aerin terdiam sebentar.
“Ah, kau memang menyebalkan! Kau memang orang paling dingin yang pernah kutemui!” omel Aerin, ia langsung melanjutkan makan siangnya. Jaejoong hanya diam menanggapi omelan Aerin.
Dalam hatinya Aerin berharap seandainya orang itu adalah Jaejoong. Entah mengapa ia mengharapkan sesuatu yang lebih dari seorang Jaejoong. Walau ia tahu, Jaejoong tak akan pernah memandangnya sebagai seorang ‘wanita’.
***
2 Oktober
QUOTE |
For you my sweet angel I would die I'd pick all the stars from the sky And give them all just for you To let you know how much I love you My angel I'll love you thru all eternity I would do anything for you sweetie I wrote this poem from my heart To let you know your my sweetheart Please stay with me forever Take my hand and lets be together Lets fly up to the heavens above And show everyone we are in love. |
Aerin selesai membaca surat yang diletakkan kembali di laci mejanya. Ia meletakkan tangannya didadanya. Detak jantungnya kembali mengencang.
“Aish, ada apa denganku? Kenapa aku bisa berdebar-debar karena membaca surat saja sih?” gerutu Aerin dalam hati.
“Wae, Aerin-ah?” Tanya Heeyeon.
“A-ani. Aku hanya sedang membaca surat.” Jawab Aerin gugup. “Ah, Heeyeon-ah, mana Yeonrin?”
“Hmm, dia sedang pergi dengan Yunho pacarnya. Molla, mau mencari kado katanya. Untuk adik Yunho."
“Ah, arasseo.. kau sendiri tidak pergi dengan Junsu?” Tanya Aerin.
“Eh? Junsu?” Pipi Heeyeon bersemu merah.
“Ne..bukannya kau sedang dekat dengan kapten tim sepak bola kampus kita itu?” goda Aerin.
“Ah, kau ini. Dekat bukan berarti harus pergi dengannya kan?” jawab Heeyeon sambil tersipu malu.
***
3 Oktober
QUOTE |
My love, Are you still mine? 'Cause there are many... Fantasy thoughts going through my head, As all I do is think of you... As I've hungered, For your loving burning touch, As I need your love so badly, Now till the end of time, I am waiting for you with open arms To embrace you with wings of love, To hold you deep within my soul, To kiss you without control. Just being near you, And be able to behold your touch, Takes me to another dimension, But, time just moving so slowly, To feel the heat of your passions. I do want you to know... I will always love you, That you are all I have ever long for, And crave, and yearn... That you are the man of my dreams, The one I have searched all my life, That every day, more and more, I'm falling deeply in love with you! |
Aerin meletakkan kembali lili putih dan sepucuk surat yang telah dibacanya berkali-kali itu. “Hhh..” Ia mendesah. Putus asa karena tak kunjung menemukan si pengirim surat itu.
“Ya, Aerin-ah, kau kenapa?” Tanya Yeonrin yang sedang menyetrika baju di apartemen mereka.
“Aku bingung, Yeonrin-ah. Ini ketiga kalinya orang itu mengirimkan surat padaku di bulan ini. Sudah sejak awal tahun ia selalu mengirimiku surat, tetapi itu hanya terjadi pada tanggal sepuluh setiap bulannya. Tapi kenapa di bulan ini ia memberiku surat sejak awal bulan? Dan ia selalu menyertakan bunga lili di setiap suratnya. Darimana ia tahu aku suka lili?” Aerin menjelaskan kebingungannya pada Yeonrin.
“Mollayo.. Apa kau tahu siapa kira-kira orang itu?” Tanya Yeonrin.
“Ani. Tapi ada beberapa yang mungkin.”
“Nugu?” Yeonrin kembali bertanya.
“Masa iya itu Shiwon? Aku tahu kalau sebulan terakhir kami memang dekat di kelas. Tapi aku tidak yakin itu dia.” Jawab Aerin sambil mengerutkan dahinya.
“Tidak mungkin.” Kata Yeonrin.
“Wae? Mengapa tidak mungkin?” Tanya Aerin bingung.
“Entah, tapi feelingku mengatakan itu tidak munhgkin.” Jawab Yeonrin sambil melipat bajunya.
“Kau ini, selalu saja pakai perasaan. Sudahlah, aku mau tidur. ”
***
4 Oktober
QUOTE |
Everyday I get more afraid Of giving my heart away Scared of what love will bring Too nervous to hear the words you’ll say I find myself lost in you Not sure if I want to be I see the looks that you give And wonder what you see in me I don’t want my heart broken But I am so in love I can’t seem to give up A guy sent from above So I’m gonna trust you Please don’t let me down For I am giving you a chance To turn my life around Don’t take it for granted ‘Cause it might not last long I have weak thoughts And my heart isn’t too strong I’m putting my life in your hands Now it’s all up to you I look forward to the places we go And the things we’ll be put through But remember that I’m vulnerable And I can’t stand to be hurt I want to be at the top of your list But I don’t have to be first Believe me when I tell you That I love you with all my heart That I’m here for you forever and always Just like I was at the start... |
Surat dan bunga keempat yang diterima Aerin bulan ini. Ditengah kebingungannya, Shiwon datang mendekatinya. Aerin tahu Shiwon memang ‘sedang’ mendekatinya.
“Annyeong, Shiwon-sshi.” Aerin memberikan senyum manisnya pada Shiwon.
“Annyeong, Aerin-sshi. Hari ini kau ada acara tidak?” Tanya Shiwon lembut.
“Hmm, sepertinya tidak ada. Wae?”
“Aku mau mengajakmu makan malam. Bisa?” ajak Shiwon.
“Hmm, baiklah.”
“Oke, aku akan menjemputmu pukul tujuh. Sampai ketemu.”
Shiwon beranjak pergi dari hadapan Aerin. Meninggalkan Aerin yang masih keheranan.
“Aneh. Dulu aku dan Shiwon benar-benar dekat, hingga aku yakin bahwa ia akan menjadi kekasihku. Tapi kemudian ia tiba-tiba menjauh dariku tanpa alasan yang jelas. Lalu kenapa akhir-akhir ini ia kembali mendekatiku lagi? Apakah ia punya maksud tertentu?” Tanya Aerin dalam hati.
***
5 Oktober
QUOTE |
On the wings of an eagle, My love for you flies. Soaring higher and higher, And touching the skies. I reached up above, And pulled a star from the sky. To place it within, Your precious minds eye. To dwell there forever, As my love for you. On the wings of our love, Enduring and true. I honor you my darling, With all that I am. Please darling please, Will you be my girl? There are so many things, My heart wants to say. I love you sweetheart, There is no other way. |
***
6 Oktober
QUOTE |
Take time and listen my heart beats 1.2.1.2 for you and only you always in my mind its my dream I will not resign I love the way you make me feel Id make a deal with the lord himself to conceal this feel keep it always with me never to lose touch you'll be in my thoughts till I die never to lose something I love so much. Never to stop talking about what you do to me, always to let people know what kind of feeling is inside of me, warm sensation goosebumps appear tears in my eyes I hope you never disappear its a fear you could call it a nightmare. Ill be thinking about you always right till the day we meet until that day comes Ill never forget the day I seen..... MY TRUE LOVE |
“Aish! Omona~ Lama-lama aku bisa gila karena ini semua! Sampai kapan ini akan berakhir? Kenapa aku masih tetap tidak bisa mengetahui siapa yang mengirim surat-surat ini, sih?” Aerin mendengus kesal. Diacak-acaknya rambut hitam panjangnya.
“Dia menulis ‘right till the day we meet’. Tapi kapaaaan?”
***
7 Oktober
QUOTE |
You are beautiful to me in more ways than you can see, You are always on my mind, it is obvious that you are the world to me. From your amazing smile, to the sparkle in your eye, I don't know how else to say it, you make me want to be a better guy. You can think that I am crazy, and you can think that I am a fool, But everytime that I am with you, I fall deeper and deeper in love with you. Since the day I set eyes on you, your all that I have been thinking of, Just take my hand, and I will give you everlasting love. I do not know how to explain it, I feel I'm losing my mind, But a girl as wonderful as you, is very hard to find. You mean a lot to me, and you are special in your own way, You make me feel good inside, and you light up my day. In all past relationships all they did was give you pain and harm, but I promise you this, as long as your with me,I will never do you wrong. There is nothing more than I would rather do, than taking the time, and spending it with you. You make me laugh, and you make me smile, on you God went the extra mile. There is something special about you that sets you apart, and when I laid eyes on you, you captured my heart. I have prayed to God to bring me someone like you, And once you came into my life, I knew that my wish had come true. I am in love with you, and you are always on my mind, I want to say I love you, and I want you forever by my side. |
Selesai membaca kembali surat itu dan memasukkan bunga lilinya kedalam vas bunga yang disiapkan Aerin semenjak mendapat bunga pertama, Aerin masuk ke dalam kamar lalu mengajak kedua sahabatnya itu bicara.
“Ya, kalian berdua, aku benar-benar menggila karena surat-surat ini. Bisakah kalian membantuku menemukan siapa pengirimnya?” kata Aerin putus asa.
“Aerin-ah, kami sudah membantu sebisa kami, kan? Kau sendiri, apa kau tidak merasa ada yang sedang mendekatimu atau apa?” Tanya Yeonrin.
“Ne, masa kau sendiri tidak merasa?” sambung Heeyeon.
“Entahlah, apa mungkin itu Shiwon? Karena selama ini hanya dialah yang terlihat jelas sekali sedang mendekatiku. Padahal dulu ia menjauhiku tiba-tiba tanpa sebab.” Jawab Aerin.
“Hmm, ada yang lain?” Tanya Heeyeon.
“Tak mungkin Jaejoong. Dia memang selalu bersama kita, tapi aku tak yakin kalau itu dia. Apa yang bisa membuatku yakin kalau itu dia?”
Kedua sahabat Aerin hanya mengangkat bahu mereka tanda tak tahu. Dalam hatinya, Aerin merasa sedikit perih. Ia benar-benar mengharapkan kalau Jaejoonglah orang itu.
***
8 Oktober
QUOTE |
You are the sun in my day, the wind in my sky, the waves in my ocean, and the beat in my heart. I want to be your arms, I want to feel your touch, I want your lips on mine, I need you very much. |
Singkat. Aerin keheranan melihat isi surat yang ia baca hari ini. Tapi ia sudah tak peduli lagi. Percuma hatinya terus berdebar untuk seseorang yang tak pernah ia tahu sosoknya.
***
9 Oktober
QUOTE |
I want nothing more than you, You are perfection in every way, I need you by my side, Hold my hand and tell me that you love me, Because I love you, Your hands, Your eyes, Your touch, You are my high, I am addicted to you, And only you, Don’t make me live life with out you, Because I couldn’t do it, You make me complete, You are sunshine on my face in my darkest moments, You are the only thing that I need to live, I would do any thing to see you smile, Even if you only smile for a minute that would be perfect, Look in my eyes and tell me what you see, With out hopes of seeing you the next day, I wouldn’t be able to get up in the morning, All I ask is that you love me like I love you, You are my addiction. |
Air mata Aerin menetes setelah membaca surat hari ini. Ia benar-benar ingin bertemu dengan pengirim surat ini. Hatinya sakit. Sampai kapan akan terus begini?
Bunga lili putih kesembilan masih Aerin genggam di tempat tidurnya. Lelah menangis, ia pun tertidur.
***
10 Oktober
Seorang laki-laki terlihat sedang berada di sebuah toko bunga.
“Ah, kau lagi rupanya. Lili putih seperti biasa?” Tanya si penjual bunga.
“Ne. tapi kali ini aku pesan sepuluh tangkai sekaligus.” Jawab laki-laki itu.
“Mau dijadikan satu buket atau dibungkus terpisah?” Tanya penjual itu lagi.
“Dibungkus terpisah satu-satu.” Jawab laki-laki itu mantap.
“Wow, ternyata kau punya banyak sekali pacar ya.” Kata penjual bunga itu.
Laki-laki itu hanya tersenyum mendengar perkataan si penjual bunga.
***
Pagi ini Aerin terbangun mendengar teriakan kedua sahabatnya itu.
“Ya, kalian berisik sekali! Ada apa sih?”
“Aerin-ah, kami menemukan sepucuk surat tergeletak didepan pintu apartemen kita. Tapi tanpa bunga lili. Coba kau baca!” Ujar Heeyeon.
Tanpa ragu, Aerin membaca isi surat itu.
QUOTE |
Dear You, I just want to tell you, I love you with all my heart. I wish for us to be together, Never shall we be apart. I just want to tell you, You put the smile on my face. I want to be by your side, I don't want to be any other place. I just want to tell you, You mean so much to me. I see you as nothing less than the world, And that I want you to see. I just want to tell you, I wouldn't be able to live without you. Without the comfort you give, There's nothing I could do. I just want to tell you, I thank you for being there. You've always given me a shoulder to lean on, And you always care. I just want to tell you, I think of you every moment of the day. And how much I love you, Words could never even say. I just want to tell you, I love you with all my heart. I wish for us to be together, Never shall we be apart. |
Selesai membaca isi surat itu. Aerin hanya meletakkannya begitu saja di tempat tidurnya.
“Wae?” Yeonrin heran dengan apa yang dilakukan Aerin.
“Aniyo.” Jawab Aerin singkat. “Ah, sudahlah, jangan coba-coba merusak hari ini dengan adanya surat itu.”
Heeyeon dan Yeonrin mengangguk setuju. Mereka pun tersenyum bersama.
“Saengil chukka, Aerin-ah!!” Heeyeon dan Yeonrin berseru bersamaan.
“Gomawo, chingu-yah!!” Jawab Aerin sambil tersenyum lebar. Mereka bertiga pun berpelukan.
Tiba-tiba ponsel Aerin bergetar.
QUOTE |
Jaejoong 10-Oct-2009 10:00 AM Aerin-ah, aku sedang ada di bawah apartemen kalian. Cepat turun! Kau sendiri saja. |
“Nugu?” Tanya Yeonrin.
“Jaejoong. Ada apa ia menyuruhku turun pagi-pagi begini?” jawab Aerin bingung.
“Kami boleh ikut?” Tanya Heeyeon.
“Err, dia bilang aku harus turun sendiri. Tapi tentu saja aku akan mengajak kalian turun juga.” Jawab Aerin.
“Yay!” Teriak Heeyeon girang.
"Tapi, pakai piyama begini?" tanya Aerin.
"Sudahlah, cuma Jaejoong juga, kan?" Jawab Heeyeon cuek.
***
Sesampainya dibawah, mereka melihat Jaejoong yang sedang berdiri sendirian sambil menyembunyikan sesuatu dibelakang punggungnya.
“Ada apa, Jaejoong-ah?” Tanya Aerin.
“Ya! Kenapa kau ajak mereka berdua turun juga?” Tanya Jaejoong. Terlihat sedikit kesal.
“Memangnya kenapa? Mereka,kan,sahabatku.” Balas Aerin.
“Ah, sudahlah. Lebih penting yang harus kuberitahukan padamu.” Ucap Jaejoong.
Jaejoong berdeham sebentar. Ia mengeluarkan setangkai bunga lili putih,memberikannya pada Aerin, lalu mengucapkan kalimat yang telah dipersiapkannya dengan baik.
“For the ONE I love”
Jaejoong memberikan bunga lili kedua.
“TWO hearts become one.”
Jaejoong memberikan bunga lili ketiga.
“Thanks for the THREE months you’ve given during our holiday.”
Jaejoong memberikan bunga lili keempat.
“Let’s spend the FOUR more weeks together.”
Jaejoong memberikan bunga lili kelima.
“And I’ll ask for FIVE more weeks”
Jaejoong memberikan bunga lili keenam.
“For SIX more months”
Jaejoong memberikan bunga lili ketujuh.
“SEVEN more years”
Jaejoong memberikan bunga lili kedelapan.
“EIGHT more decades”
Jaejoong memberikan bunga lili kesembilan.
“NINE more lifetime.”
Hingga bunga kesepuluh dan terakhir yang diterima oleh Aerin, Jaejoong masih melanjutkan ucapannya.
“Dan sekarang, tepat pada tanggal sepuluh di bulan kesepuluh, pukul 10 lewat sepuluh menit. I want to tell you how much I love you.”
Dada Aerin berdegup kencang sekali, hingga ia yakin Jaejoong pun dapat mendengarnya. Dan Aerin menanti dengan cemas kalimat apa yang akan dikatakan Jaejoong selanjutnya.
“Saranghaeyo. Aku tahu kau bukanlah benda, tapi manusia, maka dari itu aku tidak mau memintamu untuk menjadi milikku. Biarkanlah aku yang menjadi milikmu. Let me be your man, please?”
Aerin menatap wajah indah itu sejenak. Ia merasakan perasaan yang tak terkira. Air matanya nyaris tumpah, namun ia menahannya.
“Mianhae. Aku tidak bisa.” Jawab Aerin.
Jaejoong terkejut. Begitu pula dengan kedua sahabat Aerin. Jaejoong pun tertunduk lemas mendengar apa jawaban Aerin.
“Aku tidak bisa menolakmu, Jaejoong-ah..” lanjut Aerin. Air matanya tumpah. Ia benar-benar bahagia. Orang yang diharapkannya selama ini ternyata memang benar-benar Jaejoong.
Jaejoong melongo. Ia masih kaget mendengar perkataan Aerin barusan. Sedetik kemudian, Jaejoong tertawa, diikuti kedua sahabat Aerin.
“Ya, kau ini, kukira kau benar-benar menolakku.” Jaejoong mengacak-acak rambut Aerin yang tersenyum disela tangis harunya.
“Wuhuuu~ Chukaeyo! Kalian berdua!” seru Heeyeon dan Yeonrin.
“Yeah, ternyata rencana kami berhasil! Huahaha!” seru Yeonrin.
“Mwo? Rencana kalian?” Tanya Aerin curiga.
Jaejoong dan kedua sahabat Aerin hanya tersenyum jahil menjawab kecurigaan Aerin.
“Ya, kau jahat! Pantas saja aku tidak pernah mengetahui siapa yang memberikan surat-surat itu. Ternyata semua itu telah kalian rencanakan!” omel Aerin.
“Yah, kalau tidak begini, tidak seru dong!” jawab Heeyeon usil.
“Lalu kenapa Shiwon yang malah terlihat jelas sekali mendekatiku?”
“Err, soal itu.. maaf, Aerin-ah. Sepertinya Shiwon punya penyakit. Dia psycho.” Jawab Yeonrin.
“Mwo? Apa maksud kalian?” Aerin terkejut.
“Aku dan Heeyeon telah menyelidiki kalau Shiwon ternyata seorang couple-crusher. Kami sudah mencari informasi tentang ini. Dan ternyata banyak juga yang sudah menjadi korbannya. Kau mau tahu alasannya mengapa ia mendekatimu?”
Aerin mengangguk.
“Gampang saja. Ia pasti melihat Jaejoong meletakkan surat di laci mejamu, lalu membacanya tanpa sepengetahuan Jaejoong ataupun kau. Betul, kan?” Jelas Yeonrin.
Yang lain pun mengangguk.
“Yah, sudahlah, karena semuanya telah berakhir bahagia untuk kalian, kami lebih baik tidak mengganggu acara kalian. Aku mau pergi dengan Yunho ke bioskop.” Kata Yeonrin.
“Dan aku mau nonton pertandingan bolanya Junsu.Hehe.” Sambung Heeyeon.
Yah, semuanya berakhir bahagia. Terkecuali Shiwon tentunya.
“Hmm, mau kemana kita malam ini?” Tanya Jaejoong.
“Aku yakin kau tahu dimana itu.” Jawab Aerin sambil tersenyum.
"Ne, tentu saja. Ah, iya. Saengil chukkae, chagiya. Kau tahu apa arti bunga lili putih?" tanya Jaejoong.
Aerin menggeleng.
"Artinya, it's heavenly to be with you." Jaejoong mengecup lembut kening Aerin.
+*^fin^*+
Special thanks buat Fen atas inspirasi yang saia dapatkan, dan Pennie-chagiya yang telah membantu pengerjaan awal fic ini dan juga selalu menyemangati saia untuk menyelesaikannya.
- DeE -